Dalam sejarah theology dalam Islam pernah muncul perdebatan masalah takdir, dimana muncul paham Jabariyah yang mengatakan semua tidakan dan peristiwa yang terjadi pada diri manusia adalah kehendak dari Allah SWT, paham ini berpendapat kalau manusia tidak memiliki daya untuk berkehendak, sehingga penganut paham ini menjadi sangat fatalistik,yang lebih ekstrim paham ini berpendapat seseorang masuk surga atau neraka sudah di takdirkan. Ada juga paham Qadariah yang tidak mempercayai adanya takdir, mereka mengatakan seseorang melakukan kesalahan atau kebenaran adalah karena dirinya sendiri, orang menjadi kaya, dapat jodoh itu karena hasil usahanya sendiri, jadi semua kejadian yang terjadi pada diri manusia adalah akibat tindakannya sendiri,atau manusia memiliki kehendak absolut. Dan juga ada kemiripan antara ajaran tersebut dengan Mu’tazilah, yang sama-sama tidak meyakini adanya takdir. Dalam kitab al-Hikam dikatakan “Hasrat kuat hamba tidak akan bisa merobohkan dinding takdir.” Disini juga bisa dikatakan manusia bisa berhasrat, berusaha, dan berikhtiar, namun tetap takdir Allah SWT yang menentukan setiap pencapaiannya. Lalu pertanyaanya, apalah arti dari sebuah ikhtiar kalau tidak bisa menembus dinding takdir? Lalu apa bedanya manusia dengan tumbuhan yang tidak bisa berakal dan bergerak? Kalau kita bisa berpikir jernih untuk selalu positif thinking pasti akan muncul jawaban yang bijak. Memang semua orang memiliki hasrat untuk sukses dalam suatu pencapaian, maka dari itu Islam menyuruh untuk berikhtiar untuk meraih kesuksesan. Memang dimata manusia kesuksesan bisa dilihat dari sudut pandang materi, misalnya kesuksesan seorang musisi dinilai ketika sudah punya album rekaman, kesuksesan seorang pelajar dan mahasiswa ketika punya ijazah, kesuksesan seorang caleg ketika berhasil duduk di kursi DPR dan lain sebagainya. Padahal, penilaian dimata manusia yang hebat belum tentu menjadi hebat pula dimata Allah SWT. Yang membedakan manusia dengan tumbuhan adalah memang dari akal dan mampu bergerak bebas, manusia juga memiliki hasrat kuat untuk mencapai atau mendapatkan sesuatu yang diinginkannya, namun bukan kesuksesan tersebut yang dinilai baik oleh Allah SWT, tapi proses ikhtiar tersebutlah yang dinilai Allah SWT,apakah seseorang itu sabar, tawakal, jujur, dalam menjalani proses menuju kesuksesan tersebut, atau lebih menggunakan cara-cara kotor, curang,licik, dan jahat dalam mencapai sebuah kesuksesan. Maka yang perlu di hargai dan di syukuri dalam kesuksesan adalah proses ikhtiar yang di ridhai oleh Allah SWT. Untuk lebih bisa menjaga semangat dalam menjalani hidup meskipun beriman pada takdir, adalah mencari Allah SWT dibalik segala sesuatu, mencari Allah SWT dibalik setiap kegagalan dan juga dibalik kesuksesan. Banyak pahlawan yang berjuang mengorbankan harta, tenaga, air mata, nyawa dan darah untuk bisa memerdekakan Indonesia, namun takdir menjadikan Soekarno-Hatta sebagai sang proklamator kemerdekaan, namun proses perjuangan pahlawan yang gagal merebut kemerdekaan tetap dipandang sukses oleh Allah SWT.